Rangkaian harlah Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-98 Hijriah begitu meriah dengan adanya himbauan kepada warga Nahdliyin seluruh Indonesia untuk memasang bendera NU baik di depan rumah, kantor, di jalanan hingga di ujung atas pohon. Pemasangan bendera ini berlangsung selama tiga hari, yaitu jum'at s.d ahad (26-28 Februari, 2021). Bendera merupakan simbol persatuan, perdamaian, dan eksistensi. Selain itu, bendera sebagai kedaulatan sebuah negara.
Setelah mengalami masa penjajahan yang cukup panjang akhirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berhasil merebut kemerdekaan dari tangan kolonial. Pada saat itu pula, bendera merah putih berkibar secara bebas. Melihat realitas sejarah, Bendera merah putih pernah dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara Jayakatawang pada saat melakukan peperangan melawan kekuasaan Kertanegara.
Seiring berjalannya waktu, ketika masa kolonial bendera merah putih dikibarkan lagi sebagai bentuk protes oleh para pelajar nasionalis pada abad ke-20. Hingga Jepang datang ke Indonesia dan mengusir Belanda, lalu pada akhirnya Jepang pun kalah perang dan mendapat desakan dunia dan seluruh kekuatan rakyat Indonesia berhasil mengusir penjajah. Selanjutnya pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sejarah telah berlalu, namun memori kolektif itu masih teringat terang benderang atas perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan. Namun, Seiring dengan arus globalisasi, pertukaran antar budaya, trend, dan ideologi tak bisa dibendung lagi, ditambah dengan teknologi yang semakin berkembang pesat hingga akhirnya masyarakat Indonesia mengenal Organisasi Hizbut Tahrir (HTI) khususnya kalangan mahasiswa, organisasi ini mempunyai bendera berlambang kalimat 'Tauhid' yang mana, bisa menggugah emosional gerakan para pemuda yang lagi suka-sukanya dengan isu keislaman.
Gerakan organisasi ini semakin eksis, melampaui batas-batas ke-nasional-an. Sebagai warna Indonesia, yang mana paham nasionalis semakin terkikis atas doktrin yang diusung oleh organisasi tersebut yang membawa ideologi paham keislaman yang mengarah pada penegakkan negara Islam. Sehingga tidak cocok diterapkan di Negara Indonesia karena mempunyai berbagai suku, ras, dan agama, yang berbeda-beda. Hingga akhirnya, pemerintah membubarkan organisasi tersebut dengan dalih bisa merusak tatanan paham nasionalisme sebagai alat pemersatu bangsa.
Lain halnya dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan organisasi Islam terbesar di dunia dengan hitungan pengikutnya. Juga mempunyai bendera berwarna hijau dengan lambang dunia (jagat) yang diikat oleh tali yang melingkar, tentunya lambang ini mempunyai filosofi tersendiri dan makna yang mendalam.
Nahdlatul Ulama (NU) lahir sebelum masa kemerdekaan dan tentunya sudah mempunyai bendera sendiri. Namun tidak pernah berkeinginan untuk merebut kekuasaan yang sah, apalagi menggulingkannya. Karena pandangan Organisasi Nahdlatul Ulama lebih condong ke-maslahatan dan kedaulatan negara, justru malah sebagai partner dalam kemajuan negara-bangsa Indonesia. Sikap inilah yang membedakan organisasi NU dengan HTI.
Selain HTI organisasi yg baru lahir, seperti anak tidak tau bapaknya, sehingga menimbulkan pemahaman yang salah terhadap eksistensi kenegaraan.
Terakhir, puncak harlah NU kali ini, yang disertai dengan bendera NU yang terpasang di berbagai wilayah, merupakan wujud kecintaan warga NU terhadap negara Indonesia. Mari kita rayakan, sambil berdoa agar NU dan Indonesia semakin maju.
Penulis : Syaiful Ahyar kader GP Ansor Tangsel dan Kontributor NU Online Banten.