Merespon pernyataan Wakil Presiden (Wapres) RI KH. Ma’ruf Amin dalam rangka harlah NU ke-98 bahwa, Nahdlatul Ulama (NU) senantiasa melakukan gerakan perbaikan atau harakatul ishlah ketika memasuki abad kedua. Di antaranya adalah, tajdidul harakah (pembaruan gerakan), tashihul harakah (perbaikan gerakan), dan taqwiyatul harakah (penguatan gerakan).
Ketiga gerakan perbaikan (harokatul ishlah) tersebut, lebih
jelasnya. Pertama, pembaharuan gerakan dalam langkah-langkah
pengorganisasian. Hal ini terinspirasi oleh hadist Rasulullah Saw yang berbunyi
“Setiap awal seratus tahun akan muncul seorang yang melakukan pembaruan
terhadap urusan agamanya.”, sebagaimana yang disampikan oleh KH. Ma’ruf
Amin.
Kedua, Tashihul Harokah.
Perbaikan gerakan yang mana mampu merespon terhadap tantangan dan dinamika yang
sedang dihadapi, baik berupa pemikiran maupun dalam bentuk gerakan.
Ketiga, Taqwiyatul Harakah.
Penguatan gerakan yang mana gerakan ini mampu memperkuat upaya-upaya yang
selama ini sudah dilakukan oleh NU, serta merespon tantangan yang akan didahapi
kedepan. Baik masalah diniyah (keagamaan) dan masalah ijtimaiyah
(kemasyarakatan).
Sebagai generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) tentunya harus siap untuk
mengemban tugas ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh KH. Ma’ruf Amin.
Karena bagaimanapun, generasi muda NU kedepan akan bertanggung jawab untuk
melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan oleh para kiai NU.
Disamping itu, pergantian abad kedua tantangannya semakin kompleks,
sehingga sebagai generasi muda NU harus patuh terhadap himbauan yang telah
diberikan oleh para sesepuh NU agar supaya tidak gagap dalam menjalankan tugas
tersebut.
Baca juga : Bendera NU: Gerakan Maju Warga Nahdliyin untuk Indonesia
Merespon pesan pertama tentang pembaruan gerakan, yang terinspirasi oleh hadist Nabi, maka generasi muda NU dalam hal ini senantiasa melakukan langkah-langkah pengorganisasian yang konkret, jelas, dan terukur. Disamping itu, perkembangan teknologi yang begitu cepat, bisa dimanfaatkan untuk mengorganisasi, sebagai bentuk koordinasi antar wilayah, provinsi, kabupaten, sampai wilayah desa. Sehingga pembaharuan gerakan dengan memanfaatkan teknologi akan menjadi mudah dan terukur, serta efisien dalam menggunakan waktu.
Apalagi dengan adanya big data, sebagai basis kumpulan data secara
online, bisa dimanfaatkan untuk menghimpun seluruh anggota (Nahdliyin) NU, agar
supaya tidak dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, yang mengaku
sebagai warga NU, namun merusak citra NU, demi kepentingan pribadi.
Respon kedua, tentang perbaikan gerakan, dimana
generasi muda NU senantiasa belajar teknologi agar mampu merespon berbagai
tantangan dan dinamika yang sedang dihadapi saat ini. Disamping itu, generasi
muda NU lebih mengedepankan kegiatan pengajian dan kajian untuk mengolah pikir
dan daya nalar agar semakin kuat, dan responsip terhadap perubahan zaman. Sehingga
dalam bergerak di lapangan akan tahu permasalahan dan tujuan yang akan di capai
atau di respon, tidak hanya guyup-guyup kesana-kemari.
Respon ketiga, tentang penguatan gerakan, dimana generasi muda NU senantiasa militan
dalam berjuang dan tidak lagi mempunyai sifat geraguan, karna sudah jelas yang
disampikan oleh Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari bahwasanya “Siapa yang mau
mengurusi NU, saya anggap sebagai santriku.” pernyataan ini sudah jelas
sebagai bentuk jaminan bagi seluruh Pengurus dan Anggota yang Khidmat terhadap
NU.
Baca juga : Membangun Karakter Pemuda melalui Organisasi Gerakan Pemuda Ansor
Penguatan gerakan ini bisa dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya penguatan dalam gerakan sosial media, dimana sering menyebarkan konten yang positif berupa ajaran Islam yang moderat, pengajian kiai NU, quote (nasehat) dari para kiai, sebagai upaya untuk membendung gerakan Islam radikal dalam sosial media. Disisi lain, gerakan medsos bisa memudahkan masyarakat awam yang belum bisa membedakan mana ajaran Islam yang tepat dan benar. Agar bisa menkonsumsi pemahaman Islam yang disampiakan oleh para Ulama NU di dunia medsos.
Terakhir, berbagai gerakan bisa dilakukan sesuai dengan ranah
himbauan yang telah disampikan oleh KH. Ma’ruf Amin yang penting gerakan
tersebut tidak bertentangan dengan prinsip dan garis perjuangan NU (Mabadi
Nahdliyah) karena tantangan setiap daerah yang berbeda-beda menimbulkan respon
yang berbeda pula. Namun pada intinya gerakan itu sama, yaitu mengarah pada
kemajuan di tubuh NU namun tetap merawat tradisi yang sudah berjalan.
Tentunya upaya yang kreatif dan inovatif dalam generasi muda NU
sangat dibutuhkan, agar supaya NU selalu muda walaupun sudah menjelang 1 abad
lamanya, muda dalam artian bisa merespon segala kemajuan dunia, serta tua dalam
merawat tradisi yang telah diajarkan para ulamanya.
Semoga NU yang akan memasuki abad kedua, selalu istiqomah untuk
berkontribusi pada dunia, negera, dan bangsa.
Penulis : Syaiful Ahyar – Kader GP Ansor Tangsel dan Redaktur NU Online Banten.