Menjelang Satu Abad NU: Respon Generasi Muda NU - ANSOR TANGSEL

Monday, March 1, 2021

Menjelang Satu Abad NU: Respon Generasi Muda NU

IPPNU Pondok Aren - Tangsel

Merespon pernyataan Wakil Presiden (Wapres) RI KH. Ma’ruf Amin dalam rangka harlah NU ke-98 bahwa, Nahdlatul Ulama (NU) senantiasa melakukan gerakan perbaikan atau harakatul ishlah ketika memasuki abad kedua. Di antaranya adalah, tajdidul harakah (pembaruan gerakan), tashihul harakah (perbaikan gerakan), dan taqwiyatul harakah (penguatan gerakan).


Ketiga gerakan perbaikan (harokatul ishlah) tersebut, lebih jelasnya. Pertama, pembaharuan gerakan dalam langkah-langkah pengorganisasian. Hal ini terinspirasi oleh hadist Rasulullah Saw yang berbunyi “Setiap awal seratus tahun akan muncul seorang yang melakukan pembaruan terhadap urusan agamanya.”, sebagaimana yang disampikan oleh KH. Ma’ruf Amin.


Kedua, Tashihul Harokah. Perbaikan gerakan yang mana mampu merespon terhadap tantangan dan dinamika yang sedang dihadapi, baik berupa pemikiran maupun dalam bentuk gerakan.
Ketiga, Taqwiyatul Harakah. Penguatan gerakan yang mana gerakan ini mampu memperkuat upaya-upaya yang selama ini sudah dilakukan oleh NU, serta merespon tantangan yang akan didahapi kedepan. Baik masalah diniyah (keagamaan) dan masalah ijtimaiyah (kemasyarakatan).


Sebagai generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) tentunya harus siap untuk mengemban tugas ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh KH. Ma’ruf Amin. Karena bagaimanapun, generasi muda NU kedepan akan bertanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan oleh para kiai NU.


Disamping itu, pergantian abad kedua tantangannya semakin kompleks, sehingga sebagai generasi muda NU harus patuh terhadap himbauan yang telah diberikan oleh para sesepuh NU agar supaya tidak gagap dalam menjalankan tugas tersebut.

Baca juga : Bendera NU: Gerakan Maju Warga Nahdliyin untuk Indonesia

Merespon pesan pertama tentang pembaruan gerakan, yang terinspirasi oleh hadist Nabi, maka generasi muda NU dalam hal ini senantiasa melakukan langkah-langkah pengorganisasian yang konkret, jelas, dan terukur. Disamping itu, perkembangan teknologi yang begitu cepat, bisa dimanfaatkan untuk mengorganisasi, sebagai bentuk koordinasi antar wilayah, provinsi, kabupaten, sampai wilayah desa. Sehingga pembaharuan gerakan dengan memanfaatkan teknologi akan menjadi mudah dan terukur, serta efisien dalam menggunakan waktu.


Apalagi dengan adanya big data, sebagai basis kumpulan data secara online, bisa dimanfaatkan untuk menghimpun seluruh anggota (Nahdliyin) NU, agar supaya tidak dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, yang mengaku sebagai warga NU, namun merusak citra NU, demi kepentingan pribadi.


Respon kedua, tentang perbaikan gerakan, dimana generasi muda NU senantiasa belajar teknologi agar mampu merespon berbagai tantangan dan dinamika yang sedang dihadapi saat ini. Disamping itu, generasi muda NU lebih mengedepankan kegiatan pengajian dan kajian untuk mengolah pikir dan daya nalar agar semakin kuat, dan responsip terhadap perubahan zaman. Sehingga dalam bergerak di lapangan akan tahu permasalahan dan tujuan yang akan di capai atau di respon, tidak hanya guyup-guyup kesana-kemari.


Respon ketiga, tentang penguatan gerakan,  dimana generasi muda NU senantiasa militan dalam berjuang dan tidak lagi mempunyai sifat geraguan, karna sudah jelas yang disampikan oleh Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari bahwasanya “Siapa yang mau mengurusi NU, saya anggap sebagai santriku.” pernyataan ini sudah jelas sebagai bentuk jaminan bagi seluruh Pengurus dan Anggota yang Khidmat terhadap NU.

Baca juga : Membangun Karakter Pemuda melalui Organisasi Gerakan Pemuda Ansor

Penguatan gerakan ini bisa dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya penguatan dalam gerakan sosial media, dimana sering menyebarkan konten yang positif berupa ajaran Islam yang moderat, pengajian kiai NU, quote (nasehat) dari para kiai, sebagai upaya untuk membendung gerakan Islam radikal dalam sosial media. Disisi lain, gerakan medsos bisa memudahkan masyarakat awam yang belum bisa membedakan mana ajaran Islam yang tepat dan benar. Agar bisa menkonsumsi pemahaman Islam yang disampiakan oleh para Ulama NU di dunia medsos.


Terakhir, berbagai gerakan bisa dilakukan sesuai dengan ranah himbauan yang telah disampikan oleh KH. Ma’ruf Amin yang penting gerakan tersebut tidak bertentangan dengan prinsip dan garis perjuangan NU (Mabadi Nahdliyah) karena tantangan setiap daerah yang berbeda-beda menimbulkan respon yang berbeda pula. Namun pada intinya gerakan itu sama, yaitu mengarah pada kemajuan di tubuh NU namun tetap merawat tradisi yang sudah berjalan.


Tentunya upaya yang kreatif dan inovatif dalam generasi muda NU sangat dibutuhkan, agar supaya NU selalu muda walaupun sudah menjelang 1 abad lamanya, muda dalam artian bisa merespon segala kemajuan dunia, serta tua dalam merawat tradisi yang telah diajarkan para ulamanya.
Semoga NU yang akan memasuki abad kedua, selalu istiqomah untuk berkontribusi pada dunia, negera, dan bangsa.

 

Editor : Kholili
Penulis : Syaiful Ahyar – Kader GP Ansor Tangsel dan Redaktur NU Online Banten.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments