Hubbul Wathon Minal Iman merupakan slogan “Cinta Tanah Air Sebagian
dari Iman”. Jargon ini berasal dari Hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri
organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Umum
PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Sirodj. (4/6/2016).
Meski kalangan kyai pesantren pakai sarung, sorban, dan pakaian
sederhana, namun cintanya kepada tanah air begitu totalitas. Hingga KH. Wahab
Hasbullah membuat lagu “Ya Ahlal Wathon” sebagai wujud cintanya kepada tanah
air. Disamping itu, Indonesia berdiri dengan membawa semangat nasionalis dan
religius.
Bahkan KH. Saiq, menjamin tidak ada kyai NU di Indonesia yang
mengajarkan radikalisme dan membuat bom, karena Ulama NU di kampung atau desa
membentuk karakter anak bangsa melalui pengajian kitab kuning, dan ritual
keagamaan seperti tahlilan, yasinan, juga pengajian.
Kehadiran jargon Hubbul Wathon Minal Iman, muncul disaat peristiwa “22
Oktober 1945” dimana pada tanggal tersebut keluarlah Resolusi Jihad fii
Sabilillah yang digagas oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari sehingga bisa
mengusir penjajah karena doktrin dan semangat juang yang membara.
Seiring dengan berjalannya waktu, sejarah itu masih teringat dengan
detail hingga akhirnya GP Ansor Kota Tangerang Selatan yang merupakan
organisasi Badan Otonom Nahdlatul Ulama cabang daerah Kota Tangerang Selatan menggunakan
jargon “Hubbul Wathon Minal Iman” sebagai slogan yang mampu memberikan motivasi
yang kuat dan militan untuk berjuang dan mempertahankan nilai-nilai persatuan
bangsa.
Pemahaman radikal yang masih menggejala dikalangan pemuda
memberikan respon cepat dari GP Ansor Tangerang Selatan, hingga membuat barikan
satu komando untuk menyelesaikan fenomena tersebut. Disamping itu, GP Ansor
sebagai organisasi Pemuda Islam selalu siap dalam mengawal dan mengkounter pemahaman
Islam radikal agar semakin terminimalisir.
Jargon Hubbul Wathon Minal Iman merupakan senjata yang paling ampuh
untuk mempertahankan NKRI karena Jargon ini memberikan semangat patriotisme dan
rela berkorban untuk mempertahankan eksistensi NKRI. Begitu juga yang dilakukan
oleh GP Ansor Tangerang Selatan dalam mengarahkan para kadernya agar selalu
melafalkan jargon tersebut ketika dalam pengkaderan.
Menurut kyai Thobari, jargon tersebut merupakan bentuk keimanan
sebagaimana yang dijelaskan “Syarat-syarat keimanan menurut syech Ahmad
Sihabuddin al Kamsani dalam kitab al-Ilmiah di Lebanon, ada beberapa
persyaratan tentang iman, yakni “Alhub Ilallah” (takut pada Allah), takut pada
Allah, misalnya takut korupsi, takut menghianati bangsa dan hal-hal yang berbau
negatif yang melanggar hukum Islam.
Cinta tanah Air sebagian dari pada iman karena mengandung rasa
takut jika seandainya kita tidak bisa cinta tanah air, nanti akan terjadi
peperangan, perang saudara, hal-hal tersebut sangar merugikan bagi kita bangsa
Indonesia. Jika kita tidak takut soal itu, maka kita bukan merupakan bagian
dari warga Indonesia yang baik. Karena bisa cinta tanah air maka kedamaian akan
selalu dan keamanan akan selalu ditegakkan. Disamping itu, kecintaan terhadap
tanah air termasuk bagian dari 10 persyaratan takut kepada Allah Swt.
Terakhir, sebagai pemuda jangan sampai menghianati bangsa karena
proses kemerdekaan ini tidak diraih dengan mudah namun sudah mengorbankan
banyak jiwa yang berjuang ketika saat itu untuk memperebutkan kemerdekaan dari
tangan kolonial.
Editor : Kholili
Penulis : Syaiful Ahyar – Kader GP Ansor Tangsel dan Redaktur NU Online Banten