Tangerang Selatan - Ditengah kondisi saat ini, dimana masih maraknya gerakan radikalisme yang terjadi di masyarakat ditambah dengan sosial media yang begitu masif, apalagi konten hoax yang sudah tak terbendung lagi. Siapun bisa terkena berita hoax jika saja tidak selektif dalam menfilternya.
Fenomena ini tentunya meresahkan bagi pengguna sosial media yang tidak semua berlatar belakang dari pemahaman Islam yang moderat. Terlebih lagi gerakan Islam radikal yang sudah masif dalam menggunakan sosial media untuk menyebarkan pemahaman nilai-nilai radikalisme. Walaupun HTI sudah dibubarkan, atas rekam jejak nyata hingga saat ini ialah merupakan organisasi yang bisa merusak paham nasionalisme, karena doktrin yang mereka usung, namun kenyataannya para anggotanya masih bercokol di dunia maya untuk menyebarkan pemahaman Islam radikal.
Sudah banyak hasil penelitian yang memaparkan jika sosial media
sebagai alat yang efektif untuk menyebarkan pemahaman Islam radikal, karena
tanpa disadari pengguna sosial media tidak serta merta bisa menfilter berita atau bacaan yang dikonsumsinya dengan
baik.
Oleh karena itu, sosial media akan menjadi sangat dilema ketika tidak bisa
digunakan dengan baik dan benar. Disisi lain sebagai alat jejaring sosial untuk
membangun silaturrahim yang efektif dan cepat, namun di sisi lain sebagai
boomerang karena banyaknya konten hoax yang menyebar.
Gerakan Pemuda Ansor atau biasa dikenal dengan GP Ansor yang merupakan Badan Otonom (BANOM) Nahdlatul Ulama, harus peka dengan fenomena ini. Disamping itu, salah satu komitmen GP Ansor yang selalu digemakan adalah mengawal eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu melawan setiap kelompok radikal dan anti Pancasila yang berpotensi menganggu Kebhinekaan. Dengan adanya komitmen tersebut, tentunya masalah radikalisme yang masih bercokol di sosial media, GP Ansor harus ikut andil dalam mewarnai konten sosial media yang berhalauan moderat.
Selain itu, Kader GP Ansor harus senantiasa melek terhadap
teknologi dan mempunyai kesadaran terhadap peluang dan tantangan yang ada di
dalam dunia maya. Dengan adanya kepekaan terhadap perkembangan zaman yang
begitu cepat, maka peran GP Ansor akan selalu dibutuhkan oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) sepanjang hayat. Karena GP Ansor sudah menjadi garda
terdepan dalam perjalanan bangsa ini.
Gerakan moderasi Islam sangat efektif dalam membendung gerakan
Islam radikal karena gerakan Islam moderat membawa misi yang santun, terbuka,
dan toleran. Dengan begitu masyarakat yang sudah terpapar dengan pemahaman
Islam radikal, bisa diselamatkan dengan pemahaman Islam moderat.
Baca juga : Pentingnya Ilmu ke-NU-an, Asal-usul NU di Dirikan, dan Mengetahui Banom NU yang Resmi
Karena cara yang dilakukan dengan tidak menggunakan kekerasan dalam menyebarkannya, namun dengan cara yang rasional dan terbuka sehingga orang yang sudah terpapar bisa diajak dialog untuk mencari titik temu dari kesalah pahaman yang terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja. Namun, gerakan Islam moderat tidak bisa berjalan efektif jika para kader GP Ansor tidak militan dalam menjalankan misi gerakan tersebut, karena militansi sebagai kunci dalam gerakan kepemudaan.
GP Ansor akan menjadi pengawal terdepan dalam gerakan moderasi
Islam, karena kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari peran pemuda. Sejarah
telah menulis, bahwasanya sejak zaman kolonial (Penjajahan Belanda) peran
pemuda sebagai ujung tombak dalam meraih kemerdekaan bangsa ini. Kita sebagai
Kader GP Ansor harus turut bangga dan selalu menjadi pemantik atas goresan pena
sejarah yang telah terukir.
Baca juga : Cara Kirim Tulisan atau Artikel di Website Ansor Tangsel
Penulis : Syaiful Ahyar – Kader GP Ansor Tangsel dan Redaktur NU Online Banten.